Senin, 11 Oktober 2010

Tekanan Gas Merapi Naik

Hasil pengambilan sampel gas vulkanik puncak Gunung Merapi oleh Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kegunungapian (BPPTK) Yogyakarta menunjukkan tekanan gas yang meningkat sekitar 10 derajat. Sementara pengamatan aktivitas Merapi dari Pos 2 Desa Jrakah, Selo, masih terkendala kabut. Kepala BPPTK Yogyakarta, Bandriyo, mengatakan, hasil pengambilan sampel gas menunjukkan adanya peningkatan tekanan dari 560 derajat menjadi 570 derajat. Selain mengambil sampel gas vulkanik, BPPTK juga terus mengukur peningkatan dari sampel yang lain seperti kandungan air (H2O), serta unsur-unsur lainnya. Meskipun ada peningkatan aktivitas aktivitas Merapi masih fluktuatif, misalnya gempa multiphase masih sekitar 38 kali per hari dan gempa vulkaniknya sekitar 11 kali per hari.
Sementara itu petugas pengamat Merapi di Pos 2 Jrakah, Tri Mujianto, mengatakan, hingga saat ini pemantauan aktivitas Merapi mengalami kesulitan karena daerah puncak selalu tertutup kabut tebal. Meski menggunakan teropong, pengamatan visual tetap sulit dilakukan dengan jelas. Hasil sampel gas vulkanik yang menunjukkan peningkatan patut diwaspadai terutama masyarakat yang tinggal di lereng Merapi karena sangat dimungkinkan adanya kenaikan status aktivitas Merapi dari Waspada ke Siaga.
Dinas Vulkanologi Gunung Merapi Jateng sebelumnya sudah memperkirakan, 2-3 bulan ke depan status Merapi sangat mungkin meningkat menjadi siaga. Hasil kajian itu sudah diserahkan ke Pemprov Jateng untuk ditindaklanjuti. Situasi Merapi juga terus dipantau Pemkab Boyolali. Menurut Kepala Bakesbangpolinmas Boyolali, Sumantri DM, pihaknya hampir setiap hari terus memantau dan koordinasi dengan kepala desa yang ada di wilayah Kecamatan Selo. Langkah tersebut dilakukan mengingat ribuan warga yang tinggal di lereng Merapi terancam keselamatannya jika Merapi meletus. -sumber: Joglo Semar-

Tidak ada komentar:

Posting Komentar